Senin, 17 Agustus 2015

Dongeng untuk anakku

Tidak ada yang salah dengan perkembangan tekhnologi, tidak ada yang salah dengan akses yang mudah.
Yang kurang tepat adalah (koq kasar ya pakai kata "salah") ketika semua itu mengikat kita. Candu lah!

Mba, ga bisa lepas matanya dari TV kabel. kalau tidak menarik di satu chanel, gampang ganti chanel lainnya. Mba belum bisa baca, tapi hapal nomor chanel siaran anak-anak.

Ade baru 2 tahun, tapi tak ada yang bisa mengambil i pad darinya.
Bahkan sambil terkantuk-kantuk mau tidur, i pad harus tetap nyala.

Mba dan Ade, tahu tidak ada hiburan lain yang menarik dan mendidik, dan yang penting real. Orangnya tidak di dalam kaca. Bisa di ajak ngobrol, bisa ditanya-tanya.
itulah DONGENG anakku.

Ade ga suka kalau aku mulai mennngdongeng (mungkin karena ga menarik kali, padahal sudah dibuat seaneh mungkin). Mamanya disuruh berhenti.

Ingin ku alihkan mata anakku dari TV, ingin ku lepaskan jari-jari kecilnya dari i pad.
Dongeng lebih menarik anakku, banyak hal dapat kau ambil.

DONGENG ITU ASYIK (DIA)
Jika niat itu ku patri di dada, InsyaAllah ada jalan keluar untuk mendapatkan dana bagi penyelenggaraan acara DIA untuk anakku, anak-anak tetanggaku, anak-anak sahabat-sahabatku, anak-anak teman-temanku sedunia.

Ngobrol dengan teman yang pernah di EO. Yang kutangkap sih, minta dana ke perusahaan-perusahaan itu, prosedurnya panjang dan birokrasinya disengajakan ketat.....Tapi Bissmilah, tunggu proposal saya perusahan-perusahan.

Nah, gimana untuk saat-saat ini yg belum dapat dana, apa harus nunggu durian runtuh dulu. Padahal di wilayah saya ga ada durian, lagi pula saya ga suka durian.
Muncul ide, buat keripik sayuran "kripik Kung" cocok untuk ibu-ibu ngemil sambil ngobrol.

Waktu uji coba di dapurku, kripik yang matang tidak bertahan lama Mba dan Ade, ditambah Kaka pada bolak-balik, alhasil selesai goreng hasilnya.....piring yang sudah kosong.
Hfffffffffffffffff
Tidak menyesal koq, dihabiskan anak-anakku. InsyaAllah kalau anakku suka maka konsumen juga suka.

Tinggal aksinya. Bissmillah......




Rabu, 05 Agustus 2015

Maaf beribu maaf, jika ada yang mengira bahwa Blog ini berisi resep-resep masakan yang telah diuji di dapur saya......

Maaf, itu salah

Dapur saya adalah, sebuah area yang didesain oleh suami tercinta. Dimana di area tersebut, saya dapat memasak sambil membaca buku, berselancar di internet, kasih komen-komen dari yang aneh sampai serius di dunia maya. Namun pastinya yang terpenting, saya bisa belajar, walau lambat....sekali (seperti kalau saya sedang mengendarai motor)

Area tersebut terhormat sekali, diletakan di wilayah terdepan rumah kami. Area tersebut seperti pos penjagaan, tamu langsung bertemu dengan area tersebut. Area tersebut, seperti kepala lokomotif. Terdepan dan yang menggerakan. Sepanjang apapun gerbong kereta api.

Yah, itu memang dapur
Tapi dapur yang semoga dapat menjadi poros dunia.
InsyaAllah.